HIDAYAH DAN TAUFIQ


            Kita telah terbiasa menutup suatu acara dengan mengucapkan kata :
“ Billahi Taufiq wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabaroikatuh.”
Namun sekarang ada juga orang yang membacanya menjadi : 
“ Billahi Hidayah wat Taufiq, Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabaroikatuh.”
Lalu timbul pertanyaan pada diri kita, mana yang benar cara mengatakannya.
            Pertanyaan ini sesungguhnya bisa dijawab sendiri, apabila kita memahami arti dari Hidayah dan Taufiq yang yang dipermasalahkan.
Hidayah          : Petunjuk dari Allah SWT.
Taufiq             : Kemampuan melaksanakan Petunjuk/Hidayah.
            Contoh yang nyata, saat ini terjadi banyak orang yang sebelum bulan Ramadhan mereka berpakaian jauh dari tuntunan Islam, namun Berkah dan Hikmah bulan Ramadhan, mereka kemudian berpakaian yang lebih Islami. Terlebih-lebih saat mereka menyampaikan suatu acara, dengan harapan agar orang lain memperoleh Hidayah dari apa yang ia sampaikan.
            Ini menunjukkan bahwa orang yang berpuasa tidak ada jaminan bahwa apabila setelah berpuasa, mereka akan menjadi orang bertaqwa. Firman Allah dalam Al-quran surat Albaqaroh ayat 183 :
            Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sewbelum kamu, agar kamu bertaqwa.
Kata agar kamu bertaqwa berarti bahwa tidak merupakan kepastian, bahwa orang yang telah berpuasa pasti akan menjadi orang bertaqwa.
            Jadi sangat benar, bila setelah berpuasa mereka kembali berpakaian seperti semula, karena mereka kembali ke selera asal.
“Jangan menilai orang dari pakaiannya?” kata mereka.
Lho Apakah Islam Mengajarkan berpakaian seperti itu?
Sebaliknya bagi siswa yang bersekolah di lingkungan Muhammadiyah atau Yayasan Islam, maka mereka telah terbiasa dituntunkan agar hidup yang Islami termasuk berpakaian seperti yang diajarkan oleh Rosululloh Muhammad SAW. Namun demikian kita masih harus prihatin dan selalu berjuang keras karena setelah mereka meninggalkan sekolah ternyata banyak diantaranya kemudian kembali keselera asal dan menanggalkan kerudung dan jilbabnya.
            Kini kita mulai dapat membedakan antara orang yang sesungguhnya telah mendapatkan hidayah namun mereka belum mampu melaksanakan hidayah yang telah mereka terima (taufiq). Dengan demikian seharusnya kita mulai sadar untuk selalu mau untuk berbenah diri agar setelah mendapatkan hidayahNya, kita mampu pula melaksanakan Hidayah yang telah kita terima.
            Kita sungguh sangat bersyukur dengan Hidayah yang telah kita terima, sehingga sampai saat ini kita tetap memperoleh keimanan dan ke Islaman dari Allah SWT. Hidayah adalah hak prerogatif Allah SWT. Namun manusia berkewajiban untuk berusaha memperolehnya. Sungguh merupakan syukur kita bila hidayah yang telah kita peroleh itu kita tingkatkan, kita usahakan selalu bertambah untuk kemudian kita tingkatkan pula kemampuan diri dalam melaksanakannya.

Wallahu a’lamu bish shawab.”
                                                                                               

Comments

Popular Posts