TUESDAY PART II


Tuesday, 9 February 2011

Hari ini aku udah nulis curhatan sampai dua kali, itu karena hari ini banyak tragedy yang aku lalui dan membuat aku sangat sedih dan sampai menangis setiap kali ingat hal tersebut. Entah kenapa aku merasa hari ini berbeda dengan hari lainnya, kisahku hari ini sangat membekas dan berpengaruh dalam pikiranku. aku tadi hamper menangis, bermula saat aku mendengar suara sapi berkali-kali, suara itu tidak seperti biasanya tapi seperti rintihan yang terus menerus di lontarkan. Setelah itu aku bertanya kepada ibuku dan dia menjawab, itu adalah suara anak sapi yang tadi pagi di tinggal mati ibunya. Aku ingat, sapi itu baru beberapa minggu yang lalu lahir dan sekarang badannya pun masih kecil bisa di bilang dia bayi sapi. Tapi sungguh malang nasibnya karena di saat dia masih rapuh dan sangat membutuhkan ibunya, dia sudah harus hidup sendiri di dunia ini. Dia sudah tidak memiliki siapa – siapa lagi, dulu ayahku punya 3 ekor sapi sebelum sapi itu lahir tapi sapi pertama di buat qurban saat idul adha, sapi kedua di jual karena keluargaku butuh biaya hidup, tinggal tersisa satu sapi yang waktu itu sedang hamil dan beberapa minggu setelah melahirkan, sapi ketiga itu meninggal tanpa sebab yang pasti. Semoga dia di terima di sisi – Nya. Amin…………..
Tapi yang membuatku prihatin dan kasihan adalah anak sapi ketiga, dia masih menyusu ibunya tapi karena ibunya sudah mati dia hanya akan minum air putih karena orang tuaku juga tidak mampu membelikannya susu. Aku yang anak manusia saja jarang sekali bisa merasakan minum susu, apalagi anak sapi ??? aku iri dengan kucing Persia peliharaan temanku, begitu mujur nasibnya. Dia hanya seekor kucing tapi setiap hari selalu minum susu dan makan whiskas. Bukannya aku iri karena aku tidak pernah makan whiskas *aku juga nggak akan doyan* tapi kucing aja tiap hari minum susu dancow lha aku yang manusia Cuma bisa minum air putih. Ya, nasib setiap makhluk emang berbeda termasuk nasibku dan nasib sapiku.  Kalau saja dia adalah sapi dari orang kaya pasti nasibnya tidak akan setragis itu. Aku lebih beruntung daripada sapiku karena aku masih memiliki orangtua yang utuh sampai sekarang. Setelah mengamati sapiku, aku jadi berfikir jika itu di alami oleh manusia seperti yang di alami oleh anak yatim piatu. Pasti mereka sering merasa sedih dan kesepian, mereka pasti sangat merindukan orang tua mereka yang sudah tidak bisa mereka jumpai lagi. Nasibku sudah lebih beruntung dari mereka karena aku punya orangtua yang menyayangiku.
Tapi beberapa hari yang lalu saat nenekku sakit, aku merasa takut. Aku takut kehilangan orang yang aku sayangi. Memang kadang dia cerewet dan kadang aku mengabaikannya tapi sebenarnya aku menyayanginya dan sangat mengkhawatirkan keadaannya. Aku memang tidak bisa menolak karena yang paling mengkhawatirkan adalah factor usia. Aku sudah kehilangan kakekku satu tahun yang lalu dan aku belum siap jika harus kehilangan nenekku. Keadaan nenekku yang satunya lagi pun tidak jauh beda, apalagi yang dihadapinya adalah sejenis kanker di lehernya yang kini sudah mulai menjalar ke sisi leher lainnya. Berbagai macam obat dan pengobatan sudah dia jalani tapi hasilnya nihil. Obat2 tsb hanya bisa mengurangi rasa sakit namun tidak bisa menyembuhkan. Aku tidak tahu betapa hancurnya perasaanku jika harus kehilangan mereka juga. L
Bukan Cuma aku, tadi sepertinya ayahku juga sedih. Sewaktu dia jemput aku les, aku minta di antarkan ke sidodadi tapi dia bilang besok aja karena dia lelah. Ya, dari rut mukanya juga udah kelihatan kalau dia sedih dan banyak pikiran. Kadang aku juga kasihan melihat ayahku, meskipun dia disiplin dan suka ngatur2 aku tapi sebenernya dia baik dan aku tahu kalau semua itu dia lakukan buat kebaikanku. Banyak hal yang udah dia kasih tau ke aku dan dari itu aku tahu kalau dia juga menderita bahkan lebih dari yang aku rasakan. Dia Cuma nggak mau aku merasakan hal yang sama. Dia menceritakan banyak hal yang bisa menjadi pelajaran buat aku agar tidak melangkah ke jalan yang salah. Kalau di pikir – pikir jasa orang tuaku sangat besar terhadapku dan aku pun nggak sanggup untuk menghitungnya karena itu mereka lakukan setiap hari sejak aku lahir. Mungkin akupun tak sanggup untuk membalasnya tapi setidaknya aku ingin membuat mereka bahagia. Dan semoga tuhan memberikan umur panjang kepada orang tuaku agar aku punya kesempatan untuk membahagiakan mereka. Amin…………………..

Comments

Popular Posts