MONDAY


Monday, 7 February 2011

Sekarang sudah larut malam tapi tak mengurungkan keinginanku untuk tetap menulis, berbagi cerita, kisah, harapan, pandangan dan opiniku kepada setiap orang yang sudi membaca blogku. Mungkin bagi sebagian orang menulis tidak ada guanya dan tidak menarik tapi bagiku menulis adalah bagian dari hidupku. Setiap kisahku aku torehkan ke dalam tulisan agar kisahku ini tidak mati dan tetap bisa aku kenang dalam bentuk buku harian online ku. Mungkin hanya sedikit orang yang mau membaca kisahku dan peduli dengan ku tapi aku tidak akan berhenti menulis karena ini adalah bagian dari hidupku. Sejak aku beajar menulis dan aku bisa menulis, aku selalu menulis setiap hari. Saat masih taman kanak – kanak memang bukan dalam bentuk tulisan tapi dalam bentuk gambar yang aku tuliskan di dinding dan tembok rumahku. Sisa – sisa peninggalan bersejarahitu sebagian masih ada dan sebagian lagi sudah tertutup dengan cat tembok. Aku memang terbiasa menorehkan karya dan kreativitasku bukan hanya di lembaran kertas namun di apapun yang dapat aku gunakan. Tapi karena itulah yang menyebabkan aku bisa kreatif karena orang tuaku dulu tidak memarahiku yang suka mencoret – coret tembok, beda dengan anak lain seusiaku yang kreativitasnya dibatasi. Aku tahu gambarku memang tidak bagus, aku iri dengan sepupuku yang bisa menggambar dan mewarnai gambar dengan sangat bagus, dulu aku ingin punya kakak laki – laki yang pintar menggambar seperti sepupuku agar dia bisa mengajariku menggambar dengan baik. Tapi sepertinya menggambar bukanlah bakatku meskipun aku suka melakukannya, sampai sekarang gambar hasil karyaku masih tidak bagus dan tulisan tanganku pun jelek. Pada buku bimbingan konselingku ada tulisan yang menyebutkan bahwa anak yang tulisannya jelek dan tidak bisa diam mempunyai gaya belajar kognitif. Tapi di sisi lain aku juga mempunyai gaya belajar visual yang bisa belajar dengan baik dengan cara melihat dan membaca sedangkan metode belajar terburukku adalah auditorial. Telingaku normal, tapi aku sering nggak dong saat di ajak bicara atau lola (loading lama) beda saat lagi chatting yang langsung bisa bales. Kadang aku tau apa yang harus dikatakan tapi tidak tau bagaimana harus mengatakannya. Aku memang tidak berbakat dalam berbicara, bicaraku tidak lancar, tidak menyenangkan dan tidak meyakinkan. Ya mau gimana lagi itulah aku. Mungkin ini pengruh dari cara didik di masa kecil dan lingkungan. Di rumah aku jarang keluar rumah dan hamper semua waktuku hanya aku habiskan di rumah dan di sekolah. Aku hanya bersosialisasi dengan keluarga dan warga disekolah. Tapi sepertinya akau tidak bisa merubahnya karena saat aku mencoba bersosialisasi dengan tetangga yang usinya beda jauh denganku sering tidak sependapat dan berbeda cara pandang. Kadang aku merasa seperti orang asing, aku merasa seperti orang aneh, aku merasa itu bukan duniaku. Aku merasa dunia yang paling nyaman adalah berada di dalam rumah bersama keluarga dan di sekolah bersama teman – teman, itu adalah dunia yang sudah aku jalani semenjak aku bersekolah. Aku nggak tahu kapan akan berakhir apalagi aku punga keinginan kuat untuk bisa masuk universitas gadjah mada dan bisa menjadi orang yang berhasil. Aku sering bertemu secara langsung maupun melihat di televise tentang kehidupan orang yang kurang mampu. Alhamdulilah meskipun orang tuaku tidak kaya tapi mereka masih bisa membiayai aku sekolah sampai sekarang dan semoga masih bisa membiayai sampai aku lulus kuliah nanti. Aminnnn……………………………..
Tapi ada satu dilemma yang ada di pikiranku meskipun hal itu masih sangat jauh di depan tapi aku suka membuat rencana untuk masa depan. Yaitu tentang karier dan rumah tangga. Di masa depan nanti apakah aku akan jadi wanita karier yang sukses tapi mengabaikan anak2ku atau jadi ibu rumah tangga yang bisa mendidik anak2ku tapi hanya mengandalkan penghasilan suami ?????
Ya kalau aku dapat suami yang punya karier bagus dan sukses, tidak masalah aku jadi ibu rumah tangga tapi kalau punya suami yang penghasilannya pas2an ?? apa aku akan berdiam diri di rumah dan pasrah bisa makan atau tidak ?? tentu aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku sudah pernah merasakan bagaimana rasanya hidup di keluarga yang penghasilannya pas2an dan aku tidak ingin hal itu terulang kembali maka aku harus bisa mencegah agar hal itu tidak terjadi.
Cara yang bisa aku lakukan sekarang adalah berusaha menjadi yang terbaik agar bisa mendapatkan beasiswa atau sertifikat agar aku bisa masuk perguruan tinggi yang bagus. Cara yang kedua adalah memilih dan memilah pria yang punya ambisi dan keinginan kuat untuk sukses. Aku sekarang memang sudah punya pacar, tapi dia tidak meyakinkan. Dia menyedihkan dan tidak punya ambisi untuk jadi yang terbaik, aku bahkan ragu kalau dia punya keinginan untuk menjadi orang yang berhasil. Padahal yang aku butuhkan adalah orang yang optimis, memandang jauh ke depan, punya misi dan rencana hidup untuk masa depan dan punya niat, tekat dan ambisi yang kuat untuk menjadi orang yang berhasil. Jika aku tidak bisa mendapatkan orang yang seperti itu, maka aku yang harus menjadi seperti itu agar bisa merubah nasibku menjadi lebih baik dan mengangkat keluargaku dari kesulitan hidup. Ini adlah misi utamaku di dunia ini, dan misi utama untuk di akherat adalah masuk surga. Hehehehehehehe
Tapi aku nggak tahu harus mulai darimana apalagi setiap hari ada pikiran nggak pantas yang menggangguku. Aku tahu hal itu hanya akan membawa pada kehancuran misiku di dunia dan akhirat. Aku pengen menghilangkan pikiran itu tapi rasanya susah banget, pikiran itu selalu muncul. Huft
Semoga tuhan memberikan jalan yang terbaik untukku………
Amin………………………

Comments

Popular Posts