For My Microsoft Word

Sabtu, 28 Januari 2012
Dear microsoft word, pernah gag kamu ngrasain suatu hal kayak aku sekarang? Disaat kamu punya banyak sekali hal untuk dikatakan tapi tak ada seorangpun yang mau dengerin kamu? Ngenes gag rasanya? Disaat kamu lagi bener-bener butuh temen yang selalu ada buat mendengarkan semua ceritamu tapi kamu nggak punya seorangpun yang bisa mengambil posisi itu? Seperti itulah keadaanku malam ini. Semakin huruf yang kuketik di kertas putih ini, semakin banyak pula air mataku yang menghambur keluar. Aku lagi sedih, bimbang, galau, gelisah, bingung, aku butuh temen, aku butuh tempat curhat, tapi aku nggak bisa mendapatkan mereka sekarang ini. Bahkan dua orang yang sangat aku harapkan bisa membantuku, ternyata punya alasan sendiri-sendiri untuk menolak. Pernah nggak kamu merasa benar-benar rapuh? Bahkan sangat rapuh. Ya, aku seperti itu sekarang. Aku merasa sangat rapuh, bersalah, tidak berdaya menghadapi kerapuhan diriku sendiri. Aku nggak tahu dengan jelas penyebabnya, tapi beberapa hari ini aku menjadi makhluk pemurung dan penyendiri yang sangat menyedihkan. Aku kehilangan keceriaanku, candaku, tawaku, aku tahu biasanya memang aku tidak banyak bicara namun kali ini semakin bertambah  parah. Syndrom introvertku semakin menjadi-jadi. Aku sudah tahu bahwa sifat asliku memang pendiam. Sejak awal kepribadianku cenderung introvert, seingatku sejak aku TK saat disekolah aku memang sangat pendiam namun di kelas 2 SD aku sedikit berubah, aku mulai berani menampakkan diriku. Namun syndrom intovertku terjadi lagi saat aku kelas 4 SD, saat aku mendapatkan masalah kemudian dibenci teman-temanku dan terjadi lagi saat kelas 6 SD saat aku dianggap-aku tidak tahu-tapi sebagian teman-temanku menjauhiku dan di kelas IX SMP saat aku berada di lingkungan kelas baru dan sepertinya kurang bisa menyesuaikan dan aku menjadi makhluk penyendiri lagi. Dan saat SMA, aku berubah setidaknya menjadi sedikit terkenal dan saat itu penampilanku memang menarik karena terpengaruh gaya teman-temanku di IX B yang rata-rata bekas anak unggulan yang ekonominya kuat. Namun saat semester 2, tak lama setelah aku dekat dengan seorang cowok yang hingga kini masih ada dalam kisahku, aku mulai berubah lagi. Disatu sisi menjadi positiv, namun disisi lain aku kehilangan keceriaanku. Dan kini terulang kembali saat aku semester 4, kadang aku bertanya ada apa dengan angka kelas genap saat SD dan semester genap ??? namun sepertinya tidak ada hubungannya dengan itu, masalahku terletak pada diriku sendiri. Sewaktu aku berada di kelas IX yang sebagian anaknya berasal dari unggulan, aku juga jadi semakin tertutup, egois, dan sifat individualku semakin menonjol. Padahal aku tahu itu akan merugikan diriku sendiri, aku juga butuh orang lain. Dan sekarang terulang kembali, aku berada dikelas unggulah dan sisi lain dari kepribadianku ini muncul kembali. Sifat pendiam, egois dan individualku semakuin nampak saja bahkan bertambah parah dengan kemuraman suasana hatiku. Aku rindu sisi lain diriku yang ceria dan sedikit heboh, meskipun dianggap lebay. Namun beberapa orang yang pernah berpengaruh dalam hidupku tidak suka aku menjadi lebay padahal ini yang bisa mengembalikan keceriaanku. Apa mereka lebih senang jika awan hitam ini terus menyelimuti diriku??? Bahkan disaat sisi terburukku muncul, tak satupun dari mereka peduli. Orang yang pertama aku harapkan adalah orang yang kini mengisi hatiku, sosok pemimpin yang mampu membimbingku menjadi lebih baik, menularkan semangat juangnya yang tinggi kepadaku, mampu memberi rasa aman dan nyaman yang aku dambakan, dan mampu membuat awan gelap dihatiku terbang menjauh. Namun kini diapun pergi dan aku merasa benar-benar sendiri. 
Aku kadang bertanya-tanya mengapa aku begitu menyukai sosok itu? Padahal aku sudah lama dapat mengetahui sisi buruknya yang dibenci teman-temanku namun aku tetap menyukainya dan bahkan selalu merindukan kehadirannya. Pada sosok inilah aku merasa benar-benar diwanitakan, maksudnya dia berhasil membuatku menemukan bagaimana seharusnya wanita berpikir dan bertindak. Dan dia juga memperlakukanku sesuai dengan seharusnya bagaimana memperlakukan wanita, aku menemukan sosok laki-laki yang aku inginkan dalam dirinya. Sosok pemimpin, pembimbing yang murah hati dan lembut. Aku adalah orang yang plin-plan, dan terkadang aku menemukan bahwa dia juga sebenarnya begitu terutama dalam hal cinta. Dia terlalu takut untuk berkomitmen dan membina sebuah hubungan. Akupun juga pada mulanya, tapi terkadang aku juga menginginkannya. Sebenarnya bukan ingin tapi aku butuh, aku butuh sosok yang dapat menjagaku, memberikan rasa aman dan nyaman untukku, sosok pemimpin yang tegas namun toleran, aku ingin merasa diinginkan, dicintai, aku ingin merasa berharga. Kadang aku berpikir apakah ini hanya karena aku menemukan diriku sendiri dalam dirinya? Apakah itu yang membuatku nyaman? Ataukah apa karena dia tahu bagaimana seharusnya memperlakukan wanita? Setahuku dia memang belum pernah berpacaran, ya aku tahu sebabnya dan akupun setidaknya saat ini belum ingin pacaran meskipun aku sadar saat ini aku sangat membutuhkan sosok yang disebut pacar tersebut.
Terkadang aku juga berpikir salah satu alasan seseorang untuk menikah, apakah yang mereka cari juga rasa aman dan nyaman tersebut? Bahkan terkadang ada seseorang yang sangat cantik namun tidak keberatan menikah dengan orang biasa saja, apakah juga karena faktor itu? Kini aku sadar cinta saja tidak cukup untuk membuat kita punya alasan untuk menikah. Aku pernah jatuh cinta beberapa kali dengan orang yang karakternya berbeda-beda pula namun kali ini yang kurasakan lebih dari jatuh cinta yang biasanya aku rasa, aku merasakan kecocokan, kenyamanan, rasa aman, mungkin itulah yang membuatku sangat berat untuk membiarkan dia pergi setelah pertemuan yang mungkin hanya sekali dalam 30 hari. Dan disaat aku tidak bisa memandang wajahnya dan mendengar suaranya, aku sangat merindukan saat-saat itu akan terulang kembali. Caranya menatap mataku dan tersenyum padaku, caranya menghiburku dan bercanda-tawa denganku, terkadang ada rasa tekut yang begitu besar, aku takut aku tidak akan mendapatkan saat-saat itu lagi, aku takut kehilangan dia.......
Akankah dia tahu apa yang aku rasakan terhadapnya????

Comments

Popular Posts