Kumpulan Cerpen “Cinta dalam Stoples”


 
Judul Cerpen         : Cinta dalam Stoples”
Penulis Cerpen       : Rosi L. Simamora
Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit         : 2004
Ukuran                  : 184 hlm.; 21 cm.

 Kumpulan cerpen yang berjudul cinta dalam stoples berawal dari rangkaian kegiatan ulang tahun ke-30 Gramedia Pustaka Utama (GPU) yang jatuh pada 25 Maret 2004. Kumpulan cerpen ini menjadi menarik karena cerpen-cerpen yang dimuat bukan ditulis oleh sastrawan atau penulis profesional melainkan berasal dari untaian tangan-tangan kreatif karyawan GPU yang pekerjaan sehari-harinya menyeleksi, mengedit, menilai naskah dan memasarkan buku. Namun sekarang justru harus menulis dan dinilai untuk diterbitkan.
Melalui penyeleksian yang ketat akhirnya terpilihlah 13 cerpen dari 9 sukarelawan yang sebagian besar masih belia dan “berani mau” memamerkan karya mereka. Karya fiksi dalam kumpulan cerpen ini ditulis secara beramai-ramai oleh Rosi L. Simamora, Novia Stephani, Donna Widjajanto, Indah S. Pratidina, Hetih Rusli, Nung Atasana, Febrina Fialita,  Novera Kresnawati dan Siska Yuanita.
Namun disini saya hanya akan memaparkan , mengulas dan menilai salah satu cerpen yang menjadi pembuka sekaligus judul dari untaian cerpen dalam buku ini sendiri yaitu Cinta dalam Stoples. Kisah sederhana tentang sepasang suami istri , Aya dan Yuda, namun filosofi yang terkandung begitu dalam. Selama ini mungkin kita berpikir, cukuplah kita mencintai, tak perlu dicintai. Tidak penting pasangan kita merasakannya atau tidak. Tapi tidak bagi Aya. Karena merasa suaminya tidak butuh dicintai, maka ia mengambil cintanya dari dada suaminya, dan memasukkannya ke dalam stoples.
Cerita pendek ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa manusia selain butuh untuk mencintai juga butuh dicintai. Hal ini dapat digambarkan dalam perasaan Yuda yang berubah menjadi hampa dan kosong setelah cinta Aya diambil darinya.
Penulis merangkai setiap kata, kalimat dan paragraf dengan padu sehingga ketika membaca cerpen ini akan terasa flow, kata demi kata, halaman demi halaman mengalir begitu saja sampai ke akhir cerita. Walaupun memakai bahasa sastra yang padu dan jelas namun tetap tidak meninggalkan unsur-unsur perkembangan bahasa zaman sekarang.
Pilihan kata disajikan menarik dengan pendeskripsian yang dapat membuat pembaca menerawang dan berimajinasi seakan ikut andil berperan dalam cerita. Uniknya lagi terdapat penggambaran cinta yang kreatif seperti dalam kutipan “......cinta itu kecil mungil seperti bola bekel, tidak padat, tidak pula cair, tapi lentur. Warnanya sebening embun, tepinya berpendar oleh cahaya lembut yang mengirimkan getar kehangatan bagi yang memandangnya.....”.
Sayangnya, ada beberapa kata yang tidak umum atau sulit dipahami oleh khalayak. Dan jika dinilai dari gambaran umun desain sampul buku kurang menarik dan terkesan dewasa padahal tema kumpulan cerpen ini adalah cinta, kehidupan dan persahabatan yang sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja. Walaupun begitu, membaca kumpulan cerpen “cinta dalam stoples” dapat menyegarkan pikiran pembaca karena dikemas dengan bahasa yang ringan dan membuat pembaca merenung sejenak tentang makna kehidupan.

                                                          Nama : Fadhilatul Laela
                                                          Kelas : XII-IPA-A
                                                          Absen : 04

Comments

Popular Posts