GAG TAU MAU PAKE JUDUL APA


Jumat, 04 Mei 2012
16:28 WIB
Dear diary, pada sore yang berawan ini disampingku sedang ada adik perempuanku yang masih menangis setelah dipaksa pulang oleh ibuku dari rumah tetangga karena sudah sore, namun tanpa sepengetahuan beliau saat menyerahkan adikku padaku, aku juga habis nangis selama beberapa menit setelah sempat di telepon seseorang selama 5 menit. Menurutku pantas saja, akhir-akhir ini aku hampir tidak bisa membedakan antara rasa percaya dan tidak peduli. Kami hampir-hampir lost contact, aku selalu berusaha untuk menghubunginya namun teleponku tidak pernah di angkat dan sms pun jarang sekali di balas. Beberapa hari yang lalu aku bisa maklum karena dia sibuk jadi aku hanya mencoba untuk bersabar, namun sekarang dia sudah tidak sibuk lagi dan perlakuannya masih sama padaku. Aku sudah tidak dipedulikan lagi  bahkan saat telepon selama 5 menit tadi kata-katanya sangat menyakitkan, beginilah dialognya
“kamu ngerasa nggak kalau akhir-akhir ini kita semakin jauh aja?” tanyaku memulai pembicaraan.
“iya, rasanya hidupku  jadi lebih tentram dan tenang” jawabnya santai.
“kenapa?”
“nggak ada yang ganggu lagi dan nggak ada yang rewel lagi”
Oh berarti selama ini aku pengganggu, sakit memang tapi aku masih berusaha untuk tidak marah, kemudian dia bilang
“aku tadi lihat statusmu yang di komen temenku” katanya.
“yang mana?”
“yang waktu kamu minta maaf ke dia”
“iya soalnya dia langsung tersinggung waktu aku ajak bercanda”
“kamu bercandanya kasar”
Aku langsung jelasin panjang lebar kalo aku nggak bermaksud kayak gitu dan biasanya aku kalo bercanda ya kayak gitu tapi temen-temenku nggak tersinggung, malah ketawa. Dan dia jawab “ya, ya, ya maafin temenku” terus dia nutup teleponnya.
Udah Cuma gitu aja setelah sekian lama kita lost contact, aku jadi nggak habis pikir apakah aku emang bener-bener pengganggu dalam hidupnya? Apakah yang dia bilang tadi bener kalo hidupnya jadi lebih tentram tanpa aku? Kalau memang seperti itu seharusnya dia tidak pernah mendekatiku apalagi sampai nembak aku kalau akhirnya posisiku Cuma sebagai pengganggu. Apakah aku harus menyesal karena telah menerimanya sebagai pacar?
Kita memang pernah punya kenangan yang indah di masa lalu, tapi semenjak jadian kenapa semuanya malah terasa hambar? Sekarang aku jadi lebih sering merasa sepi karena tidak ada tempat untuk berbagi kecuali kau laptop dan blogku. Dan tentu Allah dalam setiap doa yang kupanjatkan, tapi aku butuh teman, teman yang bisa menampung curahan hatiku, menemaniku disaat kesepian, menghiburku disaat sedih, dan tempatku berbagi setiap kebahagiaan yang kurasakan. Tapi yang kurasakan sekarang sosok itu telah pudar, memucat, memutih. Aku hampir lupa bagaimana rasanya dicintai? Diperhatikan? Aku ingin merasa cantik, aku ingin merasa dibutuhkan, aku ingin merasa berharga dan aku butuh pengakuan. Namun, siapa yang bisa memberiku semua itu? Saat aku mencoba untuk perhatian padanya, menanyakan bagaimana lombanya, selalu berakhir dengan dicuekin. Sepertinya dia memang tidak butuh perhatian dariku. Sekarang semua terserah padanya, aku tidak ingin seperti ini terus, aku tidak ingin menjadi seperti orang bodoh yang menangis karena sikapnya padaku. Aku tidak ingin terus-terusan menggantungkan perasaanku pada benang basah. Kalau memang dia sudah tidak peduli padaku ya sudah berarti ini waktunya untuk move on. Masa lalu memang indah untuk dikenang, tapi masa depan lebih indah untuk diarungi. Tidak ada kata galau lagi, yang ada adalah kata move on !
Ayo ella semangat !! J
Oh ya saat ini aku sedang menyelesaikan karya tulis ilmiahku untuk dikirim ke unair pada tanggal 8 Mei, aku berharap semoga dapat menyelesaikannya tepat waktu dan memperoleh hasil yang maksimal. Amin........... J

Comments

Popular Posts