Bad Ending
Sabtu, 19 Mei 2012
Dear my beloved blog, hari
ini adalah hari perpisahan terburuk dalam hidupku. Memang hari ini bukanlah
hari perpisahanku tapi ini lebih menyedihkan bahkan dari hari perpisahanku
sekalipun. Di hari ini aku benar-benar ditinggalkan dengan tidak hormat, tanpa
senyuman, tanpa sapaan, apalagi sepatah katapun. Ya, nggak ada kata-kata yang
terucap. Padahal aku sudah menyiapkan segala sesuatunya, aku kira kejadiannya
tidak akan seperti ini, aku kira aku dapat mengucapkan sepatah dua patah kata
padanya, aku kira dia masih menganggapku pacar. Tapi ternyata apa? Semuanya
sangat jauh dari bayanganku. Saat aku bertanya apakah sepulang perpisahan bisa
ketemu? Dia sama sekali tidak memberikan kejelasan. Saat teman-temanku
perwakilan kelas sudah pulang, aku masih menantinya, saat diparkiranpun aku
masih melihat di gedung dan tidak langsung pulang karena berharap akan
menemukan sosoknya tapi aku salah. Dia tidak menemuiku. Dan tragisnya HP ku
mati jadi aku tidak bisa menghubunginya, saat di jalan aku mencoba menyalakan
paksa hape ku yang sekarat tapi sia-sia saja hapeku tidak dapat bertahan lagi.
Jadi sepanjang perjalanan aku harus menangis tanpa henti, aku udah nggak tahan
lagi. Selama ini sebenarnya dia menganggapku pacar atau tidak? Kenapa aku tidak
pernah diberi kesempatan menemani hari-harinya? Setiap hari selalu aku jalani
dengan ngambek karena aku selalu dicuekin dan dia tidak pernah peduli padaku.
Apakah seperti itu yang namanya pacaran? Saat aku lagi benar-benar butuh dia,
saat aku butuh teman buat cerita, dia tidak pernah bisa menemaniku, lewat sms
atau telepon sekalipun. Aku selalu melewati semuanya sendiri, tanpa siapapun
disisiku. Kalau gitu sebenarnya bedanya jomblo sama pacaran apa? Mau jomblo kek
mau punya pacar kek aku tetap harus melalui semuanya sendiri. Bahkan menurutku
lebih mendingan jomblo. Saat masih jomblo justru aku jarang kesepian karena
punya banyak teman curhat yang selalu bersedia menemani dan mendengarkanku dan
satu hal mereka menghargaiku meskipun statusnya hanya temanku. Tapi setelah aku
punya cowok, mereka semua pergi karena teman curhatku memang kebanyakan cowok.
Dan mereka sebagai cowok pasti takut cowokku salah paham kalau aku masih dekat
dengan mereka. Dan disinilah aku sekarang terdiam dalam kesendirian. Cowok yang
aku sayangi benar-benar udah nggak peduli sama aku dan barusan saat dia telepon
yang hanya berdurasi 1 menit, dia langsung bilang mau istirahat sebelum aku
sempat bercerita tentang semua ini. Ya, semuanya semakin jelas saja. Sekarag,
aku nggak mau nangis karena dia lagi aku udah capek, bener-bener capek dicuekin
dan tidak dihargai. Maka saat ini juga aku harus bilang putus sama dia. It’s
the best way for us. J
Comments