SENANG TAPI NANGIS


Minggu, 26 Desember 2010 
Pukul 19:16

Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan untukku tapi hari ini aku banyak meneteskan air mata.
Lho ? katanya hari menyenangkan ? tapi kok nangis ????
Pasti kalian penasaran kan ???? Mari kita simak cerita selengkapnya J

Cerita berawal saat dua sahabat lamaku, lia dan asih bilang akan berkunjung ke rumahku saat liburan. Aku sangat senang karena aku sudah sangat lama tidak bertemu dengan mereka karena kita masuk sekolah yang berbeda. Akhirnya hari yang aku nantikan pun tiba. Aku menyambut mereka dengan gembira.

Saat sudah di rumahku, aku mengajak mereka untk menonton film “HACHIKO” yang katanya teman – temanku bagus. Ya, aku akui filmnya memang sangat bagus sampai bisa membuat kami semua menangis terharu dengan kesetiaan hachi untuk menunggu parker sampai akhir hayatnya. Bayangkan saudara-saudara, sejak kematian parker, hachi sudah menunggu kedatangan parker  selama 10 tahun di stasiun kereta. Dia tidak peduli dinginnya salju yang menggerogoti tubuhnya, dia tetap setia menunggu dan menunggu  sampai akhirnya ajal yang bisa mempertemukannya kembali dengan parker. Sungguh kisah yang sangat mengharukan, kita sebagai manusia yang lebih pintar dari anjing masih kalah setia dengan anjing. Setiap hari kita selalu menyaksikan berita perselingkuhan dan kawin-cerai para selebritis di negeri ini. Ini menunjukkan bahwa tingkat kesetiaan manusia masih rendah. Selain anjing ada satu hewan lagi yang punya tingkat kesetiaan tinggi, yaitu burung lovebirds. Burung ini hanya kawin sekali seumur hidupnya dan sangat setia kepada  pasangannya. Sampai-sampai ketika pasangannya mati, burung yang satunya lagi juga ikut mati. Kisah cinta yang lebih romantis dari romeo and Juliet. Andai saja manusia bisa seperti itu pasti tidak ada yang namanya brokenhome, perceraian, anak di siksa ibu tiri, anak di perkosa ayah tiri, dan sejenisnya. Pasti kehidupan di muka bumi bisa tentram tanpa adanya perselingkuhan. Apakah kita bisa seperti burung lovebirds ya ????

Loh? Kok jadi ngomongin lovebirds sih ??
Kembali ke topik awal.
Saat aku bertemu mereka ternyata sudah ada perubahan, lia sekarang berambut panjang dan sudah tidak pendiam lagi, bahkan dia sekarang suka berfoto padahal dulu anti kamera. Kami saling bertukar cerita mengenai pengalaman di sekolah masing-masing. Cerita tentang sekolah mereka sangat menarik perhatianku karena sangat berbeda dengan sekolahku. Ya, mereka bersekolah di SMK sedangkan aku di SMA. Ternyata bukan Cuma namanya yang berbeda tapi pelajaran, tugas, kegiatan, dan lingkungannya pun sangat berbeda. Mereka bisa langsung bekerja seusai lulus sekolah menengah, sedangkan aku harus masuk perguruan tinggi dn menjadi sarjana agar bisa bekerja.

Tapi ngomong-ngomong soal bekerja, aku masih ragu apakah akan bekerja atau tidak karena sampai sekarang aku belum menemukan jenis pekerjaan yang cocok denganku. Bakat yang aku miliki menurut orang tuaku tidak bisa menjanjikan pekerjaan yang bagus buatku. Ya, bakatku tidak sesuai dengan harapan orang tuaku. Orang tuaku menginginkan aku jadi pegawai negeri sedangkan bakatku tidak masuk dalam bidang pegawai negeri. Mana ada desainer yang jadi pegawai negeri ? selain desain, sebenarnya aku punya bakat dalam bidang music. Sewaktu kecil aku bisa memainkan nada-nada piano yang aku dengar dengan piano mainanku. Tapi bakat itu tidak bisa berkembang karena keterbatasan biaya. Orang tuaku tidak akan mampu untuk memasukkan aku ke kursus bermain piano dan orang tuaku juga tidak mampu membeli piano padahal impianku sewaktu kecil adalah bisa menjadi pianis.
Jadi impianku harus musnah sekali lagi. Tapi parahnya sekarang aku jadi tidak mempunyai ketrampilan lain selain yang diajarkan di sekolah. Ya, aku terlalu terpacu pada sekolah dan orang tuaku tidak memberiku kesempatan untuk mencari ketrampilan yang lain. Contohnya, saat aku akan memilih ekstrakurikuler selalu di suruh memilih ekstra yang ada hubungannya dengan pelejaran di sekolah jadi aku tidak dapat mengembangkan bakatku. Lalu, saat aku ingin ikut les renang juga tidak boleh padahal aku ingin bisa berenang. Lalu saat aku ingin mengikuti seleksi osis juga tidak boleh padahal aku bisa belajar berorganisasi dan memimpim dengan menjadi osis. Sekarang aku di rundung oleh rasa takutku sendiri. Aku takut akan menjadi orang yang tidak berguna karena tidak memiliki ketrampilan. Aku sangat tidak ingin hal itu terjadi kepadaku, aku ingin menjadi orang yang berguna, aku tidak ingin jadi pecundang, aku ingin jadi seorang pemenang. Tapi bagaimana caranya ???????
aku merasa kalau semuanya sudah terlambat L

Tapi kadang aku juga berpikir untuk tidak bekerja, tapi bukan jadi pengangguran, aku akan bekerja untuk keluargaku sebagai ibu rumah tangga yang baik, Setelah aku menikah tentunya. Kenapa begitu ?? karena fakta social yang sedang terjadi sekarang. Di zaman yang serba modern ini kebanyakan wanita di Negara maju dan berkembang bekerja di luar rumah. Mungkin mereka merasa nyaman dan bangga dengan keadaan mereka yang sepert itu karena mereka tidak memikirkan akibatnya untuk keluarga mereka. Memang secara financial menguntungkan, tapi apakah menguntungkan untk kehidupan  social di rumah ???? tentu tidak. Faktanya, ibu yang bekerja di luar rumah akan memiliki sedikit waktu untuk bertemu dengan anak – anaknya sehingga cenderung menitipkan anaknya pada pembantu rumah tangga atau baby sitter. Akibatnya akan muncul dalam jangka waktu yang lama seperti anak tidak nurut pada orangtuanya, suka membantah, berani pd ortu, bahkan anak bisa terjerumus ke pergaulan yang tidak sehat karena tidak dipantau oleh orangtuanya dan memperoleh didikan yang salah. Perlu anda ketahui, PRT dan baby sitter tidak bisa mendidik anak anda, mereka hanya mengemong agar anak tidak menangis. Yang bisa mendidik anak adalah orang tua anak itu sendiri, terutama ibu. Namun hal ini sudah di hiraukan oleh orang tua yang sibuk bekerja mengejar kekayaan padahal kekayaan tidak bisa menjamin kebahagiaan dalam hidup. Sekarang banyak kita temui anak yang terlahir dari keluarga kaya, terlahir dari orang tua yang karirnya sukses tapi anak itu malah terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba, atau minimal anak itu tidak bisa sukses seperti orang tuanya. Ketahuilah, orangtua yang sukses bukan yang  bisa mengumpulkan banyak harta, tapi yang bisa membina, mendidik, dan membimbing anak – anaknya menuju jalan hidup yang benar.
Selain itu, wanita yang bekerja di luar rumah juga menyebabkan ketidaknymanan dari suaminya karena merasa khawatir dan kadang merasa tidak diperhatikan jika istri terlalu sibuk bekerja sehingga suami akan mencari kesenangan yang lain dan mengakibatkan benih – benih perselingkuhan bisa muncul dari situ.
Ya sodara – sodara, mari kita cegah agar tidak terjadi hal seperti itu. Semua orang pasti menginginkan punya keluarga yang bahagia bukan ????????????
Sekian dari saya.
Terimakasih.

Comments

Popular Posts