BUKAN BEAUTY BLOGGER : NATASHA OH NATASHA !!

My Blog is My Diary.
Aku tahu generasi sekarang sudah jarang yang baca blog, apalagi baca buku. Aku tahu tulisanku disini mungkin tidak ada yang membacanya selain diriku sendiri, tapi semoga bermanfaat. Dalam judul sudah dicantumkan bahwa aku bukan beauty blogger, semua yang aku tulis atau sharing disini murni pengalamanku sendiri. Tidak dibayar maupun diendorse, dan tidak ada maksud mempromosikan atau menjelekkan suatu produk. Posisinya disini sebagai konsumen yang netral. Jika bagus ya aku bilang bagus, kalau tidak cocok atau kurang pas juga tidak aku tutup-tutupi. Sebenarnya ini tulisan pertamaku yang mengulas suatu produk. Sebenarnya ada beberapa produk lain yang ingin aku ulas, semoga dapat menyusul.

Jadi kulitku sebenernya bukan tipe yang rewel, jarang jerawatan, mulus, dan tidak membutuhkan treatment apa-apa. Bisa dibilang kayak kulit badak lah meskipun langsung tidur tanpa cuci muka juga tidak terjadi apa-apa. Sebelum tahun 2017, aku bahkan tidak punya sabun khusus muka, alias aku mencuci muka dengan sabun yang sama untuk membersihkan tubuh. Biasanya sih sabun mandi biasa, kalau dirumah ya lifebuoy batangan warna merah. Kalau di kosan beli sendiri ya sabun cair citra/biore, yang penting bersih, keset, wangi.

Sampai pada suatu hari, temanku Putri kaget melihat gaya hidupku yang tidak mencerminkan seorang gadis yang merawat diri. Lalu dia menjelaskan kalau kulit muka beda sama kulit badan jadi membutuhkan perawatan khusus, setidaknya jangan pakai sabun batang yang seharusnya untuk badan, tapi dibuat cuci muka. Dia benar juga sih, meskipun wajahku gak jerawatan, tapi tidak bisa cerah bersinar gitu. Bahkan cenderung kusam karena yang namanya anak pertanian pasti tiap hari praktikum di lahan dan panas-panasan. Namanya manusia memang tidak ada puasnya, dikasih kulit yang tidak rewel, tapi masih kurang karena pengen putih.

Wardah
Tadinya bingung mau pakai facial wash apa, karena males coba-coba. Kebetulan, di hari itu ada stand wardah di korpin. Putri menemaniku membeli facial wash dan day cream yang white secret. Sewaktu itu masing-masing harganya Rp 45.000,- jadi lumayan menguras kantong.

Sebelumnya selama bertahun-tahun sejak TPB aku memang sudah menggunakan produk dari wardah, tapi yang versi murahnya cuma sunscreen yang 30ribuan, sama kadang-kadang pakai pelembab yang warna biru. Tapi ya harga menentukan kualitas, alias tidak ada efek apa-apa meskipun dipakai bertahun-tahun. Mungkin karena itu juga jadi pengen nyoba yang agak mahal, siapa tahu ada efeknya.

Dan ya, ada efeknya yaitu kulit terkelupas! Ini pertama kalinya kulitku terkelupas saat aku pakai sesuatu, serem dong! Apalagi sewaktu itu aku masih menjadi asisten praktikum lapang yang harus panas-panasan di lahan. Sepertinya bukan efek putih yang di dapat tapi gosong karena matahari. ditambah lagi, sekitar bulan juni tiba-tiba jerawatku ombral, and I don't know why. Pelembab dan facial wash nya masih cukup banyak waktu itu, tapi karena takut dengan efek kulit mengelupas dan jerawatan tadi, akhirnya memutuskan berhenti.

Bingung kan ya kalau yang sebelumnya jarang jerawatan terus tiba-tiba panen jerawat? Akhirnya aku bertanya pada salah satu teman kuliah yang cantik (dari lahir) dan wajahnya terawat. Awalnya dia menyarankan pakai JF Sulfur, tapi aku agak ragu sih takutnya efeknya keras buat kulit. Jadinya aku tanya selama ini dia pakai skin care apa? jawabannya adalah Natasha, karena sudah terpercaya, gerainya tersebar di seluruh indonesia, gratis konsultasi dengan dokternya pula.

Menarik juga, pikirku. Berhubung aku orangnya males coba-coba, apalagi sama produk-produk gajebo yang dijual via online (IG). Tentunya lebih percaya sama yang udah terdaftar BPOM dan punya gerai resmi. Datanglah aku ke Natasha cabang Bogor. Oh ya sebelumnya sempet mencari informasi di internet, dan banyak kontroversi. Ada yang mereview positif maupun negatif. Aku udah baca semua itu, dan aku paham dengan resikonya. Tapi ya terdorong keinginan untuk menjadi cantik, maka berangkatlah~

Natasha
Pertama kesana tempatnya nyaman, dokternya ramah, dikasih krim anti iritasi, krim pagi, krim malam, toner, facial wash, tirai (sunblock/sunscreen).

Dua hari pertama harus pakai krim anti iritasi, baru dilanjutkan krim yang lainnya. Sebenarnya nightmare sudah mulai terjadi disini. Kelupaan satu malam aja gak pakai krim malam, besoknya langsung beruntusan parah. Jadilah krim anti iritasi yang seharusnya nggak boleh dipakai terlalu sering (karena mengandung steroid), aku pakai hampir setiap hari buat menghilangkan jerawat kecil-kecil dan kemerahan yang menyebar keseluruh wajah. Saat itu aku tidak tahu efeknya, sampai krimnya hampir habis dan kembali ke dokter di Natasha. Kali ini dokternya beda, terlihat lebih profesional. Beliau menjelaskan bahwa krim anti iritasi menumbuhkan bulu/rambut di muka dan bikin spider veins. Yep, aku merusak diriku sendiri secara tidak sadar. Ternyata juga krim malam yang aku terima sebelumnya sudah dalam keadaan rusak (teroksidasi). Harusnya warnanya putih dgn tekstrur krim, tapi warnanya kuning dgn tekstur seperti petroleum jelly. Mungkin ini penyebab aku beruntusan terus. Akhirnya krim nya diganti (setelah bayar lagi). Dan yang terjadi terjadilah, rambut-rambut di wajahku terlanjur tumbuh subur dan aku menjadi berkumis. Spider veins juga muncul di atas kelopak mata (harusnya jangan pernah oleskan krim di area ini). Waktu itu juga aku lagi sibuk-sibuknya penelitian di lapang, dan melakukan perjalanan jauh selama lebaran silaturrahmi kerumah teman jabodetabek karena aku tidak pulang. Jadi komedo benar-benar tumbuh subur. Kesel pengen mencetin benda kuning-kuning yang bisa berubah jadi hitam itu. Oh ya pertama kesana habis 300ribuan, tanpa perawatan.

Setelah krim nya diganti tidak ada masalah. Akhirnya pakai krim itu selama beberapa waktu, dan pernah dinaikin 1 level ke krim yang agak kuning. Memang ya, harga tidak bohong. Waktu pulang ke Tuban, bulik bilang aku putihan. Si Gendut juga bilang wajahku lebih cerah. Selain itu jerawat juga agak jarang sih. Minusnya kalau lagi males gak pakai krim nya beberapa hari, bruntusannya kembali. Jadi bahasa gampangnya, dia membuat kita ketergantungan. Meskipun bertambah cerah, aku gak ngerasa kulitku sehat. Kalau dilihat dari kaca secara jeli, pori-poriku kelihatan besar banget. Scar bekas cacar juga makin jelas kelihatan (makin dalem). Intinya wajah jad kelihatan tua dan lelah.

Oh God sudah tengah malam, barbie harus istirahat karena besok harus jadi BHL (Buruh Harian Lepas) panen belimbing. Bapak benar-benar ingin melatihku bekerja, dengan membuatku menjadi pekerja sungguhan. Hmmmm anggap saja sedang magang. Maka tulisan ini akan ada sesi keduanya dengan judul hampir sama.


“Memerintah pekerja pun kau tak bisa karena kau tak bisa memerintah dirimu sendiri. Memerintah diri sendiri kau tak bisa karena kau tak tahu kerja,” - Bumi Manusia.

Comments

Popular Posts