BUKAN BEAUTY BLOGGER : ADA APA DENGAN NATASHA ??





Hai, disini sudah tengah malam karena tadi menyempatkan untuk apply ke beberapa lowongan kerja atas anjuran dari orang tua. Ternyata meskipun apply nya online, banyak persyaratan yang harus dilengkapi sehingga cukup memakan waktu. Intinya dirumah orang tua ku sedang mempersiapkan aku menjadi manusia normal. Ya something like udah lulus S1 ya harus kerja, bisa mencukupi kebutuhan hidup sendiri, jangan santai-santai terus, jangan makan jajan berpengawet terus, dll. Sebenarnya karena ini dirumah, apapun yang kulakukan cukup menyenangkan sih. Termasuk menjadi pemanen buah belimbing. Karena kerjanya digaji yeay. Siapa yang menggaji? ya pemilik lahan, yaitu orang tuaku sendiri. Kata bapak biar tambah semangat kerjanya :D

Aku mau melanjutkan review tentang produk yang udah beberapa bulan aku pakai yaitu Natasha, melanjutkan postinganku yang sebelumnya. Jadi krim yang pertama (untuk jerawat) tidak cocok, jadi sama dokternya diganti krim pencerah. Nah selama pakai krim pencerah ini efeknya memang kelihatan. Orang-orang sekitarku atau yang udah lama nggak ketemu bilang wajahku menjadi lebih cerah. Jerawat sesekali muncul tapi dapat teratasi, termasuk bekasnya yang dapat memudar dengan baik. Hingga pada suatu hari yaitu Lebaran tahun 2018 aku pulang kerumah, asyik dengan duniaku sendiri (menanam bunga). Saking asyiknya aku males pakai krim-krim, toner dan sunblocknya natasha. Yang selalu dipakai facial wash aja tiap mandi. Jadi aku benar-benar tidak pakai skincare apapun selama beberapa hari.

Dan Tada~
Kedua pipiku ditumbuhi jerawat gede-gede, merah merona, tak terhitung jumlahnya, dengan suburnya. Bayangkan, baru beberapa hari tidak pakai krim saja mukaku langsung hancur. Jadilah lebaran dilalui dengan jerawat numpuk di pipi. Meskipun kemudian aku pakai lagi krim nya, tapi tidak membantu banyak untuk menyembuhkan jerawat yang terlanjur meradang. Tidak ada yang bisa kulakukan untuk menyembuhkan jerawat itu selama di Tuban. Jadi sekembalinya ke Bogor, langsung datang ke Natasha. Kemudian dokter mengganti krim malamku yang sebelumnya pencerah menjadi anti jerawat. Aku sempat lega, kukira keadaan akan membaik setelahnya. Ternyata dugaanku salah.

------------------------------------------
Krim anti jerawat Natasha
Oke saat pembuatan tulisan ini memang dicicil karena kesibukan selama dirumah. Terkadang tengah malam, pagi, siang, atau sore hari. Kebetulan sekarang adalah siang menjelang sore.

Setelah satu bulan lebih memakai krim anti jerawat, kenyataannya jerawatku malah datang dan pergi silih berganti tiada jeda menghampiri. Setiap satu jerawat kering, adiknya lahir. Jadilah semuka dipenuhi jerawat fresh maupun bekasnya yang berwarna hitam.

Ini adalah kondisi di pipi kanan dan kiri selama memakai krim anti jerawatnya Natasha. Aku pakai dari akhir Juli sampai akhir September. Sudah tahu tidak cocok kenapa masih dipakai? Ya kan ada istilah purging. Kukira awalnya begitu. Kukira setelah menggunakannya terus menerus kulitku akan membaik. Tapi dugaanku salah, yang ada malah tambah parah. Seluruh wajahku rata ditaburi jerawat merah. Jika aku sekarang di Bogor, pasti aku sudah tertarik untuk kembali ke Natasha, konsultasi ke dokter minta krimnya diganti. But I'm 700 Km away. Dan masalah kedua adalah ortuku sejak zaman baheula sudah melarangku mencoba-coba produk kecantikan apapun. Prinsip "Alami lebih aman (dan murah)" masih dipegang teguh keluargaku. Jadi tidak mungkin aku merengek meminta uang untuk ke dokter kulit kecuali ingin berakhir dengan dimarahin -_____-

Jadi dengan berat hati, aku harus berhenti dari Natasha. Hal ini pasti akan terjadi, entah sekarang ataupun di masa depan. Sejujurnya aku juga sudah lelah sih harus mengoleskan krim-krim itu setiap pagi dan malam. Teksur krimnya aku kurang suka, rasanya jadi berminyak gitu setelah dipakai. Terus ya aku ngerasa kulitku nggak sehat aja tidak bisa bernafas karena harus pakai krim-krim tiap hari (kalau nggak dipakai bruntusan). Pengennya ya ada masa istirahat lah buat kulit bernafas. Yang aku kurang suka juga wajahku jadi berbulu, dan kumisku bertambah tebal (FYI aku ini cewek) -______-. Selain itu, pori-poriku juga membesar. Sejujurnya ini yang paling mengganggu karena membuat wajahku jadi terlihat lebih tua.

Kondisi setelah berhenti dari Natasha
Ya ternyata skin care memang cocok-cocokan. Teman kuliahku (yang kuceritakan pada pos sebelumnya) memang cocok pakai Natasha, bahkan sudah pakai sejak SMP tanpa ada keluhan bruntusan atau jerawatan sepertiku. Tapi di aku sepertinya kurang pas. Lalu, apa yang terjadi jika alu sepenuhnya lepas dari Natasha?? (padahal krim, sabun muka, tonernya masih banyak banget, huhu).


Ini kondisi wajah dua hari setelah berhenti dari Natasha. Dan yaps awalnya sih jerawat-jerawat itu masih subur. Ditambah lagi bekas jerawat semuka akibat krim anti jerawat Natasha yang nggak cocok di aku. Setelah baca-baca di blog orang-orang yang pernah pakai Natasha, harusnya sih berhentinya bertahap mulai dari facial wash dulu, toner, krim pagi, baru yang terakhir krim malam karena yang paling berpengaruh adalah krim malam. Tapi aku udah nggak sanggup menambah jerawat menjadi lebih banyak lagi :(. Btw selama pakai Natasha, aku nggak pakai skin care apapun dari brand lain lho. Aku juga jarang banget pakai make up, kecuali buat karnaval/kartinian. Hei tapi kan terakhir kali karnaval dan kartinian itu SMA. So, hampir bisa dipastikan tidak ada toksik lain yang mengenai wajahku. Ya kalau begitu tersangkanya sudah pasti. Apakah jerawatan karena haid? haid kan cuma seminggu, sedangkan jerawat ini sudah lebih dari sebulan jadi tidak mungkin. Jerawatan karena stress? selama dirumah aku sangat menikmati hidupku dengan nyaman, tidur teratur, makan teratur, mandi teratur, hiburan teratur, jadi tidak ada unsur stress. Faktor makanan? Ibuku hampir setiap hari masak sayur dan lauknya pun nggak jauh-jauh dari tahu-tempe, jadi nggak mungkin juga.


Kapsida
Setelah berhenti dari Natasha awalnya cuma jerawatan aja. Jadi bapakku menyarankan untuk minum obat bersih darah. Yang dijual di apotek di Tuban merek dagangnya kapsida. Efeknya lumayan cepet sih 1-2 hari minum kapsida, jerawat-jerawat langsung kempes dan mengering. Untuk kalian yang jerawatan karena salah makan, stress, haid, lupa cuci muka kayaknya bisa pakai obat ini. Nah masalahku sebelumnya karena salah pakai krim. Sebelum ini sewaktu masih pakai krim anti jerawat Natasha, aku juga coba minum kapsida juga. Bener sih jerawatnya kempes, tapi besoknya muncul lagi lagi dan lagi. Awalnya kupikir obatnya kurang efektif. Tapi setelah berhenti dari Natasha, dan minum kapsida jerawatnya kering dan gak muncul-muncul terus seperti sebelumnya. Karena ini obat sih aku nggak berani banyak-banyak ya, jadi jika jerawatnya udah kempes yasudah aku berhenti minum.

Oke problematika jerawat mungkin bisa teratasi, tinggal bekasnya yang memenuhi wajah. Tapi setelah lima hari berhenti dari Natasha, selain warna kulitku berubah jadi agak gelap dan kusam, juga jadi super kering dan kasar. Jadi banyangkan kalian sedang menyentuh butiran pasir atau butiran gula. Seperti itulah rasanya. Mungkin di foto tidak terlalu kelihatan ya, tapi aslinya mah parah banget jika dilihat dari dekat. Yang paling paeah daerah bawah hidung, dagu, pipi kanan dan kiri. Apalagi jika selesai cuci muka, rasanya udah retak aja nih muka. Karena sabun muka? bahkan aku nggak pakai sabun muka (murni air keran biasa) pun tetep kering parah. Ini sih efek paling nggak nyaman yang perlu dipertimbangkan jika ingin berhenti dari Natasha. Mungkin kalian tahan dengan jerawat, bruntusan, breakout, dan komedo. Tapi, apakah akan tahan dengan muka super kering dan super kasar yang sampai dibuat nguap aja sakit ???


Berlanjut di pos selanjutnya ~

Comments

Popular Posts