Sepucuk Surat untuk Sahabatku, Iah Novi Maslahah dan Luthfiah Qurrata A’yun


Bogor, 12 April 2014 Assalamualaikum.... Bagaimana kabar kalian hari ini? Sudah makan belum? Aku harap kalian baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Iah, Putri, sudah lama kita tidak berjumpa bukan? Rasanya kangen dengan kalian  Oh iya sebelumnya aku ingin minta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan yang pernah aku perbuat secara sengaja maupun tidak. Maafin aku ya? Maafin aku atas semuanya. Maaf karena telat ngucapin Ultah kepadamu Putri, maaf karena sudah mengucapkan tapi tak datang di syukuran ultahmu saat kumpul omda Iah. Maaf karena selama ini aku kurang memperhatikan kalian, maaf karena hanya “say hai” tapi tidak menyalami atau menanyakan kabar kalian. Maaf karena pernah membentakmu Iah saat kita ada perselisihan masalah omda. Maaf karena kita jarang bertemu dan bermain bersama lagi. Maaf jika pernah terucap dari mulutku kata-kata yang menyinggung perasaan kalian. Dan seribu maafku untuk kalian karena rasanya terlalu banyak kesalahanku pada kalian yang tak bisa kusebutkan satu persatu. Dimaafin kan?  Iah, Putri, masih ingatkah kalian dengan kenangan indah kita bersama? Kita berasal dari sekolah yang sama, kita satu kelas, kita satu organisasi, kita satu ekstrakurikuler, bahkan kita sebangku. Sampai teman-teman bilang kita itu seperti panci yang ketemu tutupnya, cocok dan ga pernah tidak bersama. Sampai guru-guru disekolah pun hafal, jikalau ada aku pasti ada kamu . Hmmm rasanya tidak ada hari yang tidak kita lewatkan bersama bukan? . Ingat nggak waktu kita makan bareng, ngerjain KIR bareng, disekolah sampai maghrib saat dikejar deadline lomba, jalan-jalan bareng, belajar bareng, kita juga sama-sama nggak suka matematika, kimia, fisika dan kita berjuang untuk mengatasi itu semua bareng . Ingat nggak kita pernah bolos bimbel bareng, sampai disindir sama guru juga bareng, dispensasi bareng, bahkan lucunya lagi kita bertiga pernah disukai dengan orang yang sama (Hasan dan Ainun) meskipun waktunya bergantian tapi kita melaluinya bareng juga kan? Hehehe. Wah rasanya hidup kita indah banget ya dulu? Kangen banget kita bisa bersama-sama lagi, melalui semua suka cita derita bersama, berjuang bersama, tertawa bersama bahkan menangis bersama . Iah, Putri, ingat nggak bahwa kita pernah punya janji, yaitu kita bertiga harus bisa masuk IPB bareng. Dan syukur alhamdulillah Allah telah mengabulkan doa kita. Kita sekarang di IPB, ya kita bareng di IPB . Tapi rasanya sekarang kita sudah tidak sedekat dulu lagi, dulu aku tau semua tentang kalian dan kalian tau semua tentang aku. Tapi sekarang aku nggak tahu kabar kalian gimana? Udah makan belum? Ada masalah nggak? Aku nggak tau apa-apa lagi tentang kalian dan aku merasa sangat bersalah atas hal itu. Maafin aku ya? Iah, Putri, sebenarnya aku hanya ingin meluruskan satu hal, dulu, sekarang, besok, sampai kapanpun bahkan selamanya, kalian tetaplah sahabat terbaikku. Itu sudah hukum paten yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Dan aku ingin kita tetap dekat seperti dulu, maafkan aku yang selama ini nggak peka, maafkan aku yang selama ini nggak perhatian, maafkan aku yang sibuk dengan diriku sendiri, maafkan aku yang telat nyadar bahwa kalian itu sangat berharga. memang sekarang kita namanya sahabat itu tak tergantikan bukan? Iah, Putri, kalian pasti sudah tahu bahwa aku bermasalah dengan Omda. Aku tidak meminta kalian untuk memahami masalahku karena aku sadar terkadang memang ada masalah yang sulit dipahami. Tapi aku hanya minta satu hal, kita tetap jadi sahabat.  Iah, Putri, bukannya aku tidak mau mencoba, aku sudah mencoba, berkali-kali malahan. Aku mencoba untuk berdamai dengan diriku sendiri, aku mencoba berdamai dengan egoku, keras kepalaku, gengsiku, rasa sakit hatiku, rasa terhinaku, tekanan dalam batinku, aku mencoba berdamai dengan itu semua untuk satu hal, kumpul Omda. Kalian tahu, tadi malam aku datang bukan? Itu suatu prestasi yang membanggakan sekali bagiku. Tapi dua jam kumpul omda tadi malam malah menjadi hal yang sangat menyakitkan dan membuatu sangat tertekan. Aku tidak menyalahkan siapapun, teman-teman Omda banyak yang baik kok, aku sama sekali tidak membenci mereka yang memang tidak punya masalah denganku. Tapi kalian pasti tau bahwa selalu ada duri dalam mawar, dan itulah yang terjadi. Iah, Putri, meskipun begitu aku tidak berniat untuk keluar dari Omda kok. Memang terasa sangat berat untuk menjalani sesuatu dengan terpaksa. Apalagi kalian sudah tau watakku yang keras kepala dan tidak bisa berpura-pura baik kepada orang yang memang bermasalah denganku. Secara singkat intinya “luka di kulit karena pedang bisa disembuhkan, tapi luka di hati karena perkataan dan perbuatan akan selalu membekas dan sulit disembuhkan”. Untuk alasan itulah kalian pasti sudah tau jika di SMA aku tidak pernah bisa akrab dengan rifka meskipun tiga tahun sekelas. Aku nggak meminta kalian buat mengerti kok, kan sudah aku bilang terkadang ada beberapa hal yang memang sulit dimengerti. Tapi kenapa aku cerita ini kepada kalian adalah karena kalian itu sahabatku yang tau semua watak dan baik buruknya aku. Yang ingin aku sampaikan adalah, ada atau tidaknya aku dalam Omda, kita harus tetap jadi sahabat. Aku menyesal telah jauh dari kalian hanya karena aku menghindar dari Omda, tapi jujur aku nggak pernah berniat untuk jauh dari kalian. Aku sadar bahwa sahabat itu sangatlah berharga dan tiada gantinya.  Aku harap kita bisa menyisakan sedikit waktu untuk sekedar makan bareng atau jalan-jalan bareng. Oh ya kita masih punya janji untuk sujud syukur di Masjid Alhurriyah bukan? Ayo kita laksanakan guys, selagi Allah masih memberikan nafas untuk kita.  Kalian bisanya kapan? Gimana kalau besok minggu sehabis dhuhur? Atau mau hari apa? Selagi kita belum disibukkan dengan kuliah dan kegiatan masing-masing. Terimakasih telah menunjukkan arti persahabatan padaku, terimakasih telah menjadi saudaraku, terimakasih telah memberikan masa-masa paling indah dalam hidupku.  Aku sayang kamu Iah Novi Maslahah... Aku sayang kamu Luthfiah Qurrata A’yun... Kalian akan selalu jadi sahabat terbaikku  Wassalamualaikum wr.wb. Dari Sahabatmu, Fadhilatul Laela

Comments

Popular Posts