Aku


Selasa, 13 Nopember 2012

Aku
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
            Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
            Biar peluru menembus kulitku
            Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
            Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
                        Chairil Anwar, Maret 1943
Bagi penggemar karya sastra, pasti sudah tidak asing dengan sajak diatas. Begitu pula dengan murid kelas XII SMA yang menggunakan buku PR dari Intan Pariwara, coba lihat di sampul belakang buku kalian. Hehehehe
Hmmm, kenapa aku nulis kembali sajak diatas? Sebenarnya ada makna luar biasa yang terkandung di dalamnya. Jika dilihat sekilas mungkin sajak “aku” terkesan cengeng dan sentimental, tapi kenyataannya justru sebaliknya. Sajak aku mengandung ambisi yang luar biasa. Ambisi dasarnya adalah cermin vitalitas: kemandirian semangat hidup yang penuh gelora, daya juang mental yang kukuh, heroik diri, dan adiperkasa. Ambisi pribadi tangguh ini diejawantahkan melalui rujukan kata panggil aku. Aku menjadi simbol egosentrik, segalanya berporos pada superego. Sebutan aku menjadi elan atau dasar memaknai hidup.
Tapi yang paling kusukai adalah kalimat terakhirnya, aku ingin hidup seribu tahun lagi. kenapa? Alasannya simpel, aku merasa masih banyak dosa, belum pantas menjadi penghuni surga, masih banyak hal yang perlu aku perbaiki dalam diriku, masih banyak ilmu yang perlu aku pelajari, masih banyak hal yang belum aku perbuat, dan aku belum bisa membahagiakan dan melakukan sesuatu yang berguna untuk orang tuaku. Selama ini hidupku masih bergantung pada orang lain, aku belum bisa kerja, belum bisa bantuin apa-apa, belum punya keahlian apa-apa, terus manfaatnya aku hidup itu apa? Nah itulah yang perlu aku benahi. Aku hidup di dunia ini, singkat ataupun panjang (moga aja panjang.hehe) namun harus bisa bermanfaat untuk bumi yang aku tempati dan penghuninya. Yah paling tidak aku bermanfaat untuk sesama manusia, atau paling tidak aku bermanfaat untuk keluarga, teman-teman dan orang-orang disekitarku. Selama ini aku belum merasa berguna, aku belum bisa apa-apa, masih suka tergantung pada orang lain, manja, nggak bisa diajak kerja, males, karakter macam apa itu????? Sebagai manusia yang punya hati dan akal, pasti malu dong masa hidup mau kayak gitu terus??? Pastinya aku harus berubah. Dan perubahan itu pasti butuh proses. Selama yang aku ingat, aku merasa sudah banyak perubahan yang aku lakukan, terutama pada masa-masa SMA, karena disanalah aku bertemu dengan teman-teman luar biasa yang dapat menularkan sifat dan karakter positifnya padaku. Mas Ainun yang telah membimbingku menjadi A Great Muslim and give me a lot of love and affection, Iah Novi yang telah menemaniku dalam suka dan duka, patner dalam setiap kegiatan, LKIR, essay, organisasi, teman sebangku, belanja, jalan2, rasanya nggak ada hal yang nggak kita lalui bersama. Putri sahabat yang telah mengajariku untuk sabar, tabah, kuat, tegar, ceria dan selalu bersyukur menghadapi cobaan dari Allah. Mas Nelvhy, Mas Tedhi, Mas Ishom, dan kakak-kakakku yang luar biasa telah menularkan semangat juangnya yang hebat dan pantang menyerah. Teman-teman sekelasku yang tak bisa aku sebutin satu persatu, walaupun kadang ada badai yang menerpa kekompakan kita, namun kita selalu bisa survive dan baikan lagi, aku bangga pernah bersama dengan orang-orang yang super seperti kalian, sungguh terlalu banyak kenangan indah yang telah kita lalui bersama. Bima yang selalu membantu memperbaiki laptopku dan mengajariku mengerjakan tugas TIK, Firdaus adek kelas yang selalu perhatian. Hasan, Feby, Nafis yang selalu aku tanya saat aku bingung atau tidak mudeng dengan pelajaran ipa, meilinda yang selalu aku gugupin dengan masalah kaos, dan semua teman yang telah membantu membentuk pribadiku. Aku sangat berterimakasih dengan kalian semua, I love You All...... :*
Mungkin dalam tulisan-tulisanku yang sebelumnya aku lebih banyak mengeluh namun kali ini aku ingin bersyukur atas semua yang telah diberikan Allah padaku. Tanpa aku sadari, cobaan-cobaan yang terasa berat diawal ternyata dapat melatih dan membentuk karakterku menjadi lebih baik. Aku belajar sabar, tabah, terus survive and fighting dalam menjalani kehidupan. Jika tidak diuji dengan kemiskinan, mungkin selamanya aku akan tetap jadi anak manja yang hanya bisa menuntut tanpa tau arti bersyukur. Jika aku tidak pernah menjadi miskin, aku tidak akan tau caranya berhemat, menganalisis kebutuhan primer, sekunder, tersier, mengorganisir pemasukan dan pengeluaran, memilah-milah kebutuhan dan keinginan, dan bersyukur atas setiap rezeki yang datang sekecil apapun itu. Jika aku tidak diuji dengan masalah, maka aku tidak akan tahu caranya menyelesaikan masalah. Ternyata semua memang ada hikmahnya. Terimakasih ya Allah........... J
InsyaAllah hari kamis atau jumat aku berangkat  ke Jakarta tepatnya di Wisma Makara, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Untuk mengikuti babak Final Kompetisi Nasional Smart Primagama (KNSP) 2012 Road to UI yang merupakan kompetisi tingkat nasional. Alhamdulillah karena aku udah lolos saat babak penyisihan dan babak semifinal yang tidak lain dan tidak bukan diikuti oleh ratusan ribu siswa-siswi di Indonesia sehingga sekarang tinggal tersisa 500 anak IPA, dan 500 anak IPS. Bayangkan aja kini aku harus melawan 499 anak-anak terbaik bangsa, dan semoga aku dapat menjadi yang terbaik dan semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kami semua. Amiiiinnn....... J
Hal ini tidak terlepas dari tangan Maha Kokoh ALLAH SWT yang selalu menyertai langkahku, sungguh begitu besar anugerah Allah yang diberikan padaku. Terimakasih ya Allah.......
J
Juga, dukungan dari kedua orang tuaku. Mereka orang desa, petani pula. Meskipun secara ekonomi kami sedang susah, namun orang tuaku tidak pernah melemahkan semangatku. Mereka terus mendorongku bahwa aku harus dan harus bisa kuliah. Orang tuaku selalu mendukung cita-citaku selama itu baik dan bermanfaat. Aku sangat bersyukur karena jika aku lihat disekitarku, banyak orang yang tak seberuntung aku. Mereka sebenarnya pintar dan berpotensi namun orang tuanya tidak mengizinkan mereka melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Sudah biasa jika di desa-desa banyak prinsip seperti ini :
“alah lahopo sekolah dhuwur-dhuwur lha wong ujung-ujunge yo macul whae” atau
“cah wedhok ora usah sekolah dhuwur-dhuwur, ora usah sekolah adoh-adoh, bakale neng pawon wae kok”
Namun tidak dengan orang tuaku, mereka menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Kadang aku juga menemukan fakta bahwa banyak orang tua yang mendukung pendidikan anaknya dan mampu membiayai namun terkadang pendidikannya putus karena “kejadian” akibat salah pergaulan. Semoga kita tidak termasuk orang-orang seperti itu. Ammmiiiiiinnnn.......!!
Pukul 22:45
Aku baru aja dapet informasi dari mbak ary Primagama kalau ternyata untuk biaya akomodasi road to UI sebesar Rp 400.000,00. Sedangkan untuk saat ini orang tuaku benar-benar tidak punya uang , aku iuran beli kaos aja pake tabunganku sendiri, aku beli bensin dan keperluan lainnya juga uangku sendiri bahkan bayar SPP sekolah pun pake tabunganku sendiri. Gimana bisa dapet uang 400.000 dalam waktu 2 hari? Seumpama aku ngamen, ngemis, jual koran aja kalau waktunya cuman 2 hari juga nggak akan bisa dapet duit instan segitu. Jadi ya mau gimana lagi terpaksa deh nggak bisa ikut final Road to UI padahal tinggal selangkah lagi. Eman sih, eman banget malahan tapi kalo nggak punya uang bisa apa? Ya sudah terima saja kenyataan ini, mungkin udah takdirnya kayak gini. Setidaknya dengan begini aku tahu beginilah rasanya jadi orang miskin. Semoga Allah punya ganti yang lebih baik. Ammmiiiiiiiiiiinnnn................ J
Sekian dulu yah mau bobok aku, nggak papa deh nggak jadi ke UI,  pelajaran yang dapat aku ambil dari nonton ice age 4 “selalu ada pelangi dibalik badai” dan pelajaran yang dapat aku ambil dari Al-Qur’an “Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” surah Al-Insyirah ayat 5-6. Aku yakin dengan firman Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an. Udahan dulu ya nangisnya, sebab sebaik-baik rencana adalah rencana Allah, maka nikmat Tuhan-Mu yang mana lagi yang kau dustakan? Ayat-ayat inilah yang selalu menjadikan aku tabah, sabar, dan terus berjuang untuk mengejar dan menggapai kesuksesan. Kata mas Danang, “beranilah bermimpi besar! karena dengan mimpi, matahari yang besar dan panas itu, kini dapat ku genggam dengan tanganku!”. Aku banyak terinspirasi dari banyak orang, dan aku berharap semoga nantinya aku dapat menginspirasi banyak orang. Ammmmiiiiiiiiiiiiiiinnnnn............. J
Ganbatte Kudasai!!!!!!!!

Comments

Unknown said…
De' Fadhilatul Laila, perkenalkan nama saya dika. Sy mahasiswa kimia UI 2009. Kebetulan sy bsk sabtu jd pengisi acara di acaranya primagama dan barusan sy search2 terkait acaranya gmn, eh malah nemu blog km. Jujur sy terharu baca blog km yg gak bisa berangkat ke UI. Jangan patah semangat ya. Jgn jadikan finansial sbg alasan km u/ berhenti mengejar cita2. Beasiswa ada dimana2. Selama km punya tekat & fokus sm impian km, insya allah bisa. Silakan kontak sy di twitter @dikaardy sy siap bantu info2 terkait UI. Disitu byk bgt beasiswa yg bs kamu dpt. Dan kuliah di UI gak semahal yg dipikirkan orang2. Ttp semangat ya :)
fadhila said…
terimakasih sebelumnya mas, twitternya mas sudah saya add, tolong follback ya @fadhilatull. dan alhamdulillah saya mendapat keringanan dari primagama cabang tuban untuk berangkat ke UI, yaitu saya membayar separuhnya saja dan dapat diangsur. iya mas, saat snmptn nanti rencananya saya mau daftar bidikmisi, doain ya mas.... :)

Popular Posts