seandainya


Tuesday, March 08, 2011

Kelak kau kan menjalani hidupmu sendiri
Melukai kenangan yang tlah kita lalui
Yang tersisa hanya aku sendiri disini
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku

Seandainya kau tahu………
Ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganmu

Seandainya kau tahu………
Aku kan slalu cinta
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini

Saat aku nulis itu tadi sesaat sesudah aku rekaman lagunya vierra – seandainya. Lagu ini adalah lagu favoritku, memamang sih sih lagunya vierra semua favoritku tapi ini adalah favorit dari segala favorit. Hehehehehehe
Sebenernya sejak pertama kali aku denger lagu ini aku udah sangat tertarik tapi dulu aku denger dari nyanyian salah seorang temenku dan saat aku denger lagu aslinya, air mata menetes. Aku beber – bener terharu, lagu ini meninggalkan makana yang dalam buatku karena lagu ini sesuai dengan kisah hidupku. Daridulu sampai sekarang. Lagu ini emang pas banget buat aku sampai- sampai aku merekam suaraku yang sedang menyanyikan lagu ini. Nggak bagus memang, tapi aku seneng. J
Saat di kelaspun aku sangat sering mendengarkan lagu ini, aku memutarnya keras – keras melalui speaker hapeku sampai teman – temanku bosan karena aku memutar lagu ini setiap hari setiap istirahat dan jam kosong. Mereka boleh bosen, tapi aku nggak.
Entah kenapa setiap aku mendengar lagu ini aku pengen nangis, bahkan kadang – kadang saat suasana hatiku lagi sedih aku beneran nangis denger lagu ini. It’s a great song and I love it so much J

Beralih dari lagu, hari ini banyak hal yang aku jumpai yang berasal dari masa laluku.
Kita mulai saat aku bangun tidur, belajar sejarah, mandi, ganti pakaian, sarapan, dan berangkat sekolah pukul 06.45. tidak lazim dilakukan siswa yang punya rumah berjarak 10 km dari sekolah sedangkan sekolahku adalah sekolah yang sangat – sangat – sangat disiplin. Jadi kalau telat ya dapat skor + dapat hukuman. Aku sudah puluhan kali hamper telat tapi baru satu kali telat dan dapat hukuman. Jam pertama aku ulangan bahasa inggris. Lebih sulit dari yang kubayangkan, saat ulangan harian aku bisa mendapatkan nilai 90 keatas tapi saat UTS kali ini aku tidak yakin. Bahkan mery sang master English pun kesulitan. Akhirnya sisa soal yang belum terjawab aku jawab dengan cara nyontek.
Setelah itu aku ulangan sejarah, lebih sulit dari biasanya juga. Biasanya mudah karena soalnya sama dengan LKS tapi tadi ?????? Freak ! banyak soal yang tidak terdapat di LKS seperti fosil gajah di Tuban. Aku yang udah 15 tahun hidup di tuban juga nggak tahu kalau ada fosil gajah. Tapi yang lebih menyebalkan adaah keberadaan si Duduth di belakang bangkuku. Mengerikan ! dia pelit, saat aku nengok mau nyontek langsung di tutupin kayak dia yang paling pinter aja. Emang sih semester dua ini dia jadi pinter karena ayahnya janji dia mau di belikan motor kalau nggak salah, jika dia bisa dapet peringkat lima. Tapi saat BTA dia tumben mau nyontekin sedikit ilmunya buatku, tapi Bta bener – bener mengerikan buatku. Maklum aja, aku nggak bisa ilmu tajwid sama sekali sedangkan yang keluar adalah ilmu tajwid. Huft, freak !!!!!
Jadi kesimpulannya :
Ulangan bahasa inggris = sesak nafas
Ulangan sejarah = kejang – kejang
Ulangan BTA = pendarahan otak
Ya begitulah sekilas tentang ulanganku hari ini.
Selanjutnya sepulang sekulah aku kerja kelompok bersama teman – temanku di ONENG, semua berjalan (sepertinya) lancar. Tapi ternyata tidak. Teman – teman baru buat bagian – bagiannya tadi dan si elga udah buat di rumah tapi salah. Aku penasaran banget sama dia pengen aku teliti kenapa dia bisa se pendiem itu ????? beralih dari elga ke tugas. Aku punya janji sama mas ainun buat buatin adeknya puisi dan dia punya janji sama aku buat bawain buku keseniannya tapi apa yang dia lakuakan ??????? dia lupa. GOOD !!!!!! dia bilang mau ngambilin jadi aku tunggu tapi dia lama banget dari lebaran monyet sampai lebaran pithecanthropus nggak ngambil – ngambil bukunya, kucoba tuk bersabar. Dari jam 11.00 sampai jam 12.30 itu bukan waktu yang pendek karena denngan waktu segitu aku bisa ngitungin berapa banyak rambut kambing tetanggaku. Aku udah mulai mangkel, sampai akhirnya aku lihat dia berjalan dari selatan ke utara bersama dua istrinya. Alhamdulilah kelihatannya dia mau pulang dan ngambilin bukunya. Aku udah mulai adem kembali. Detik demi detik, menit berjalan dan jam berdentang. Udah lebih dari satu jam aku nunggu, aku mulai emosi dan mengirim pesan singkat ke dia dan dia jawab dengan santainya, “sabar dek..” daritadi juga udah sabar ! rasanya pengen nimpalin truk ke kepalanya. Sampai akhirnya semua temanku udah pada pulang dan aku masih nungguin dia, udah ah aku nggak sanggup untuk nglanjutinnya.
Kita beralih ke topic lain, saat pulang sekolah aku memutuska untuk lewat jalur pramuka – basra. Ini beda dari biasaya lewat dr. wahidin SH ke timur. Dan saat aku di jalan pramuka, aku melihat sosok yang sudah tidak asing lagi. Aku kenal dia meskipun Cuma dari belakang. Dia adalah cinta keduaku, seseorang yang pernah aku sayangi dan aku harapkan namun tak pernah menjadi kenyataan. Dia naik sepeda bersama seorang temannya dan sepertinya dia tidak tahu kalau ada aku, atau mungkin dia tahu tapi tidak sudi untuk sekedar memandangku apalagi menyapa. Dia adalah orang paling sombong yang pernah aku sukai. Tapi entah kenapa aku masih deg – degan saat bertemu dengan dia, sama seperti saat aku kelas 8 dulu, saat aku benar – benar mengharapkannya dan dia tidak tahu. Mencintai tanpa dicintai adalah hal yang sangat menyakitkan. Harapan kosong, cinta bertepuk sebelah tangan, kekecewaan, cemburu, sakit hati, semua itu mengalir begitu saja saat aku mengingatt dia kembali. Dan saat pulang sekolah aku memberanikan diri untuk membuka facebooknya dan sudah aku duga, dindingnya penuh dengan mengomentari status seorang cewek yang sudah aku tahu sebelumnya. Ya, dia tidak pernah mengharapkanku, apalagi mencintaiku. Dia hanya masa laluku yang menyakitkan. Good bye “orang kikir”. (julukanku ke dia sewaktu kelas 8 smp)
Selain bertemu orang kikir, aku juga bertemu sahabatku sewaktu SMP, sulasih. Aku lihat dia naik sepeda tapi aku tidak sempat menyapanya karena kami berbeda arah dan dia tidak melihatku. Setelah itu di basra timur aku juga bertemu nova dan wati temanku sewaktu SMP. Semua yang aku
Temui tadi mengingatkanku pada masa – masa SMP, ada suka – cita disana. Namun sekarang aku sudah SMA, waktunya untuk mekangkah dan menempuh hidup baru. J

Comments

Popular Posts